Sabtu, 09 Januari 2010

Kabar dari saudara di Perbatasan Timor leste


"Abrigado bara" Begitu kiranya kalimat yang pasti akan terdengar dari saudara kita apabila kita memberi bantuan atau pertolongan kepada saudara kita di perbatasan Timor leste..( artinya sich kira kira terima kasih..mirip dengan bahasa portugis.)

Kalau bicara tentang Timor timur,mungkin sebagian dari teman ada yang ingat propinsi termuda pada saat masa pemerintahan Presiden Alm.Soeharto.
iya Timor timur adalah sebuah propinsi yang berbatasan langsung dengan propinsi NTT pada saat itu.
Tetapi saat sekarang Timor timur berubah menjadi Republik sendiri dengan nama Timor leste.dengan perbatasan di kota Atambua dan Kefamenu,propinsi NTT.kebetulan saat berkunjung ke kota Atambua saya sempatkan untuk bermain ke perbatasan tepatnya di daerah Motain,kabupaten Belu ( nama kerennya atambua ) sambil ambil gambar sebagai kenang kenangan.

Motain adalah terminal terakhir yang menghubungkan Indonesia dengan wilayah Timor leste,meskipun terminal ini tidak begitu rame seperti terminal antar kota pada umumnya,tetapi tidak pernah berhenti selama 24 jam buat melayani orang yang mau pergi maupun mau datang ke Indonesia.Karena di terminal ini semua yang melintasi akan diperiksa semua kelengkapan dokumen maupun kelengkapan surat ijin untuk melintasi perbatasan dari dua negara ini.dan semua kendaraan yang membawa penumpang untuk melewati perbatasan dua negara tersebut,sebelumnya harus berjalan kaki ketika tiba di garis pembatas ( garis kuning yang menurut petugas keamanan yang menjaga perbatasan adalah garis netral yang menjadi garis pembatas kedua negara ini.) kemudian mengurus perijinan ke kantor imigrasi yang juga berada di komplek terminal Motain.Sambil istirahat Gw memperhatikan orang orang yang baru datang maupun yang mau berangkat menyebrangi garis perbatasan dua negara ini.Di sini juga banyak makelar jasa penukaran uang dolar..maklum di Timor leste sendiri menggunakan mata uang dolar Amerika,Menurut penjual yang yang sempat saya ajak bincang bincang,kalau di Timor leste semua barang yang dijual harganya lebih mahal dari yang biasa dijual di perbatasan sendiri.( wuih kebayang gak berapa harga satu kaleng minuman,kalau di perbatasan sendiri aja udah hampir Rp 10 000,-)karena menurut pedagang itu juga,pernah tinggal di Dilli ketika masih masuk wilayah Indonesia,dan dia juga berdagang disana dengan penghasilan minim setiap harinya 3 juta rupiah tetapi setelah Timor lestememisahkan diri dari negara Indonesia,dia kembali ke indonesia karena dia lebih mengakui Indonesia sebagai negaranya..( hehehhe...AKU JUGA CINTA INDONESIA lho...),memang sich aku perhatikan yang lalu lalang di perbatasan ini kebanyakan dari pebisnis,dan sebagian Truk,dan kendaraan lainya yang mengangkut barang dagangan yang  sengaja di datangkan dari Indonesia untuk di perjual belikan disana.Bukan tidak mungkin hasil yang didapat di sana lebih besar. akhirnya setelah sekitar dua jam menghabiskan waktu di perbatasan aku cabut ke Atambua  dengan harapan Semoga tidak ada lagi peperangan di muka bumi ini.....( NO WAR ALWAY'S PISS )

Thank To...: Tak lupa terima kasihku buat semua petugas yang menjaga garis perbatasan,karena berkat jasa Beliau ini sebagai garis depan yang menjaga kedaulatan NKRI,...( Tetap pertahankan terus kedaulatan negara kami )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar