Dua penulisnya, Anwar Abbas dan Sahala Panggabean menjadi sorotan karena dinilai
berhasil mengintegrasikan tiga aspek penting secara bersamaan, yaitu sistem
ekonomi Pancasila, kondisi ekonomi kekinian, dan pemikiran ekonomi KH Ma'ruf
Amin.
Pemikiran-pemikiran KH Ma’ruf Amin yang didemonstrasikan secara apik di buku
ini memaknai bahwa ekonomi harus berdasarkan keadilan, keumatan, kerakyatan,
dan kedaulatan.
Pemikiran ekonomi kerakyatan itupun sejalan dengan program kerja pemerintah
dalam masa periode kedua Presiden Joko Widodo. Wakil Presiden Terpilih
2019-2024 KH Ma'ruf Amin menegaskan pembangunan ekonomi yang berpihak kepada
rakyat kecil akan diprioritaskan dalam masa mendampingi kepemimpinan Joko
Widodo pada periode kedua mendatang.
"Kan dulu yang diharapkan meningkatkan kemajuan ekonomi itu
konglomerat. Diharapkan akan netes ke lingkungan sekitar," kata KH Maruf
Amin sebagai keynote speaker. "Tenyata kenyataan membuktikan
tidak netes-netes ke sektor masyarakat ekonomi lemah," lanjut KH Ma'ruf
Amin menegaskan pemikirannya dalam bidang ekonomi kerakyatan.
KH Ma'ruf Amin mengatakan pemerintahan saat ini sudah meletakkan dasar
pembangunan yang akan kian mengangkat kelompok ekonomi bawah melalui
pembangunan infrastruktur secara masif. Kiai Ma'ruf mengatakan pembangunan
infrastruktur akan menekan kesenjangan ekonomi yang ada.
"Keberpihakan terhadap kelompok ekonomi kecil akan jadi fokus utama.
Itu sebagai antitesa ekonomi yang condong kapitalistik. Kekayaan tidak boleh
hanya beredar pada orang kaya saja tapi harus terdistribusi kepada seluruh
komponen rakyat," tegas Kiai Ma'ruf lagi dalam peluncuran buku The Ma'ruf
Amin Way di Westin Hotel, Jakarta, Kamis (3/10).
Menegaskan pemikiran tersebut, Sahala Panggabean, MBA, sebagai penulis buku
menyatakan bahwa dalam menjalankan roda ekonomi Indonesia yang sejalan dengan
UUD 1945 pasal 33 ayat 3 tidak lain tidak bukan harus melalui koperasi.
KH.Mahruf Amin bersama Bapak Sahala Panggabean |
"Pola bangun ekonomi yang sangat tepat untuk rakyat Indonesia adalah
koperasi. Dalam buku 'The Ma'ruf Amin Way, pada tahun 2020 Indonesia akan
menghadapi pertumbuhan besar kelas menengah, milenial dan urban," kata
Sahala Panggabean juga merupakan Chairman dari Nasari Coooperative.
Pakar koperasi itu mengatakan dengan tegas bahwa "Berkoperasi Itu
Keren". Ia menambahkan, dengan pemanfaatan teknologi terkini seperti
"core banking system" (CBS) dan ATM dapat mensahkan koperasi di
Indonesia pasti keren dan layak dibanggakan.
"Dengan mengawinkan antara 'start up' dengan cooperative menjadi
start up-cooperative, kita memiliki model baru yang bisa menjawab
kebutuhan para milenial dan pelaku start up tanah air," ujar Sahala
Panggabean.
Bapak Candra V. Panggabean |
Di sisi lain, menurut Panggabean, start up cooperative juga
menjamin tata kelola yang lebih setara antara satu dengan beberapa pendiri
lainnya. Pengambilan keputusan didorong melalui mekanisme musyawarah
mufakat.
"Prinsip dasarnya sederhana yaitu one man, one vote pada
koperasi, bedakan dengan perseroan yang one share, one vote. Itulah
yang kami kagumi dari Bapak KH Ma’ruf Amin, karena beliau juga bertekad
menjadikan Indonesia sebagai Ikon Pusat Ekonomi Syariah Dunia melalui Platform
Digital tersebut," kata Panggabean.
KH.Mahruf Amin bersama Bapak Frans Meroga Panggabean |
Pada saat yang sama, Panggabean menyoroti peran Dewan Koperasi Indonesia
(Dekopin) yang masih sangat jauh dari yang diamanatkan oleh Undang-undang.
Panggabean menilai bahwa perlu merevitalisasi Dekopin agar menjadi partner dari
Pemerintah untuk berperan aktif dalam pemberdayaan maksimal koperasi. Terlebih
menyikapi perkembangan era digital dan revolusi industri 4.0 saat ini.
"Revitalisasi Dekopin akan membuat koperasi
dapat bergerak lebih lincah dan lebih segar apabila Dekopin atau apapun namanya
nanti kita sebut, dipimpin oleh para pelaku koperasi dari generasi
milenial," tutup Sahala Panggabean menanggapi peluncuran buku The Ma’ruf Amin
Way
Tidak ada komentar:
Posting Komentar