" Mas, apa kamu benar benar sayang sama Dara?"
" Mengapa Dara bertanya seperti itu? tentu saja aku sayang sama kamu Dara"
" Tapi Dara ragu,"
" Apa yang kamu ragukan Dara?"
Aku terdiam, tangan lembutnya menggenggam tanganku. tatapan matanya
yang tajam membuatku tak bisa menahan air mata, aku kangen tatapan itu,
tatapan saat pertama kali kau menyatakan cinta padaku.
" Dara, gak percaya sama mas?"
" Bukan itu, tapi..."
" Tapi apa Dara?"
" Tapi mas selalu cuek sama Dara, mas gak pernah memikirkan Dara, mas
ga peduli dengan Dara, gak peduli dengan semua yang Dara lakukan, bahkan
mas gak pernah cemburu saat Dara mengatakan akan pergi dengan cowok
lain, apa itu yang namanya sayang? mas sudah berubah, gak seperti dulu
lagi !!"
Emosi ku sudah tak bisa terkontrol lagi, air mata
semakin deras menetes dipipiku, dia hanya terdiam. mungkin sedikit kaget
mendengar omonganku yang agak berteriak.
" Kenapa kau hanya diam mas? apa kamu sudah gak sayang lagi sama Dara?"
" Dara tenang dulu yah, "
Dia tak menjawab apapun, ditariknya badanku dan dibiarkannya bersandar
dibahunya yang lapang, aku merasakan detak jantung yang tak beraturan.
Aku bosan, dan aku benar benar jenuh. Hubungan ku dengan kekasihku
terasa sangat datar dan biasa biasa saja. awalnya aku sangat bahagia.
karena dia seorang pria yang sangat sempurna bagiku. dia dewasa,
perhatian, pengertian, setia dan slalu membuatku tersenyum. tak pernah
sedikitpun dia marah padaku. bahkan dia tak pernah sedikitpun melarang
aku bergaul dengan siapa saja. aku senang, karena dia tidak membatasi
aku dalam berteman.
Tapi 2 bulan berlalu semua masih seperti
itu, bahkan aku merasa sikapnya menjadi semakin acuh dan seperti tak
peduli lagi dengan apa yang aku lakukan. aku mulai ragu akan sikapnya,
terlebih dia tak pernah merasa cemburu saat aku bilang akan pergi dengan
cowok lain. apa itu yang namanya sayang ???
Malam itu aku tak
bisa tidur, Dalam hatiku masih tak tenang, mengapa kau hanya diam mas,
mengapa tak kau jawab? apa benar kau sudah tak sayang lagi sama Dara ?
Pagi itu aku terbangun karna sinar mentari menelusup masuk kamar ku
melalui ventilasi diatas jendela. mataku masih sembab, tadi malam aku
menangis hingga tertidur. kembali teringat peristiwa semalam, tapi aku
tak bisa menangis lagi. mungkin karena air mataku sudah habis kukuras
semalam.
drrt.. drrt...
1 pesan singkat kuterima pagi itu, aku masih terbaring diatas tempat tidur, kuraih handphone diatas meja dekat tempat tidurku.
" Dara sayang,,, "
" Bukannya aku sudah tak sayang lagi sama Dara, sampai detik ini pun
aku masih sangat menyayangimu Dara. mungkin aku gak memikirkan Dara, itu
menurut Dara. tapi Dara tau,? disini aku selalu memikirkan keadaan
Dara, setiap saat. sebelum tidur, bangun tidur yang selalu kuinget nama
Dara, tak pernah aku melupakan Dara sedetikpun . mungkin aku terlalu
cuek dan gak peduli dengan Dara, itu menurut Dara, tapi Dara tau aku
selalu mencari tau apa yang Dara lakukan diluar sana, dengan siapa dan
kemana Dara pergi hari ini. itu karena aku sangat mengkhawatirkan kamu
Dara. mungkin aku gak pernah cemburu, saat Dara mempunyai teman pria.
itu menurut Daa.? tapi Dara tau, aku sangat cemburu dan sakit saat Dara
mengatakan Dara akan pergi dengan pria lain, ingin rasanya aku marah,
tapi percuma karena aku tak tau apa yang Dara lakukan disana. disini aku
cuma bisa berdoa, semoga Dara setia dan gak macam macam disana. aku tak
mau menjadi protektiv padamu, karena aku tak ingin Dara menjauhiku. aku
tau Dara pasti paham mana batas batasnya. modalku cuma yakin dan
percaya sama kamu Dara, sayangku..."
Tak terasa air mata menetes dipipiku, lagi. ku mengumpulkan cukup kekuatan untuk membaca kelanjutan smsnya.
"Sejak awal aku serius menjalani hubungan ini, aku tau aku jauh dari
sempurna, tapi aku pengen memberikan yang terbaik untuk Dara, ingin
melihat Dara selalu tersenyum. berusaha membuat Dara senang didekatku,
melindungi Dara dengan segenap tenaga yang aku punya saat ini. Dara
sangat berarti untuku. Dara adalah harapan ku. sampai kapanpun aku tak
akan pernah berubah, akan selalu sayang Dara. tak akan pernah berubah
untuk jaga komitmen hidup bahagia dengan Dara kelak. sayang, Dara memang
kecil, tapi punya makna yang besar bagiku. sekarang masih kah kau
mengijinkanku menjadi pendamping hidup Dara dan menemanimu?"
tanganku bergetar, air mataku tak bisa berhenti menetes, dengan segera ku balas pesan singktnya.
"Sayang, maafkan Dara, aku tak pernah memikirkan semua ini. Dara ingin kau terus menjadi pendampingku"
" Kalau begitu, bisakah Dara buka pintu kamarmu?"
Tanpa pikir panjang, aku berlari membuka pintu kamar ku, kulihat
seorang pria dengan senyumnya yang dulu pernah membuatku jatuh cinta.
dengan setangkai mawar merah ditangannya, aku langsung memeluknya, aku
sadar aku sangat menyayanginya.
" Aku sayang kamu"
I Love U Gama.. I Miss U Gama...!!! Verry2 Love U Gama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar