Senin, 22 Februari 2010

Futsal di pantai Lasiana

Sabtu yang cerah ( meskipun sedikit mendung ) sore hari kita ama teman sekantor mau ngadain olah raga bersama...( maunya sich olah raga di senayan tp masalahnya ongkosnya kesana gak ada yang mau nanggung...hehehhehe ) ya terpaksa kita sekantor sepakat main bola di pantai lasiana.Meskipun sebagian besar karyawan kantorku adalah laki2 semua tapi karyawan ceweknya juga ada ( bisa dihitung dengan jari tangan kanan ) kami berangkat bersama dari kantor jam 5 sore...maklum kalau dikupang jam segitu masih panas.dari kantor ke lasiana kira setengah jamanlah.aku berangkat bareng ama Jeremias naik motor beriringan ama pak Adi dan yang lainnya sama sama berangkat dengan mobil..

Sampai di Lasiana ternyata airnya sedang pasang tapi gak menyurutkan niat kita semua untuk tetap main bola...hampir 1 jam bermain semuanya udah kecape'an,napas juga udah sampai pangkal leher..( maklum semuanya bukan olah ragawan tapi cerobong asap yang biasanya ngeluarin asap..) sambil istirahat kita semua ambil Photo bersama Tim Futsal kantorku ama sebagian suporter ( tapi bukan bonek.....)

Salah satu temanku ternyata ada yang gila photo juga,sampai sampai semua Hand phone temanku memorinya penuh,ada juga yang sampai Low bat gara gara di pakai photo photo ama dia...( Tuch orangnya yang pakai kaos Hijau ) Anaknya sich gila banget sampai dalam hati aku berpikir "Gimana seandainya 5 orang karyawan yang kelakuannya sama kayak dia " bisa bisa kantor jadi acara pemotretan ....( hehehehe....PISS Arni...)

Walaupun Olahraganya cuma sebentar tapi semua tapi kepuasan dari pancaran wajah teman teman masih terlihat sampai hari ini....( Semoga acara kebersamaan semacam ini tetap berlanjut sampai selamanya...)

Dalam Photo. Kanan - kiri...:Erik,Rudi heru ( kaos kuning ) Arni ( kaos Hijau si gila photo )Gue ( topi terbalik) Feby, Myske,Yusuf, Pak Adi,Jeremias salu ( pegang bola api )

Mencegah Perilaku Korupsi Pada Anak

Korupsi muncul akibat Need of Achievement (Motivasi berprestasi) dari manusia terlalu berlebihan. Keinginan untuk melebihi orang lain berdasarkan budaya yang berlaku di lingkungan tersebut. Hal tersebut yang menjadikan korupsi dapat bermacam-macam bentuknya. Selain uang dan kekuasaan yang biasa dilakukan di Indonesia, bentuk lain bisa berupa korupsi dogma, korupsi hukum, korupsi ayat suci, korupsi dalil, korupsi nilai rapor dan banyak lagi bentuk korupsi yang tidak kita sadari. Dan semuanya dilakukan atas dasar kebutuhan melebihi manusia lain terlalu berlebihan. Pribadi sportif yang mau menerima batasan diri untuk kalah dengan orang lain adalah wujud dari Need of Achievement / Motivasi Berprestasi yang ideal. Anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki pribadi yang ideal. Harapan kita pada mereka adalah tidak memiliki budaya korupsi yang selama ini menjadi penyebab terpuruknya negara kita dalam segala bidang. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman jiwa Anti Korupsi dan mencegah perilaku korupsi pada anak
1. Teknik Ego Vincerio, sebuah teknik modifikasi perilaku bagi anak yang achievementnya terlalu tinggi. Intinya adalah untuk mencapai keinginannya lebih efektif dan lebih efisien bila bekerjasama dengan orang lain.
2. Otak Bawah Sadar (subconcius) pada usia dini sedang membentuk polanya, semuanya tergantung pada pengaruh lingkungannya. Sebaiknya tidak memberikan tekanan berupa tuntutan kepada anak terlalu tinggi untuk berprestasi. Tekanan pada bawah sadar di usia dini efeknya seribu kali lebih besar dalam membentuk kepribadian achiever daripada tekanan pada saat dewasa. Gantilah tuntutan anda dengan tawaran.
3. Role Model atau tokoh panutan anak adalah orang-orang dewasa terdekat dengan sang anak, terutama orang tua mereka. Sebenci apapun anak pada bapak-ibunya, dalam sikap-sikapnya pasti ada yang meniru orang tuanya. Bahkan semain benci mereka pada orang tuanya semakin mirip kepribadiannya dengan tokoh yang mereka benci. Orang tua terlebih dahulu harus belajar untuk mengerti pengertian korupsi dan bentuk-bentuk korupsi sehingga mereka dapat menjadi role model yang positif bagi anak-anaknya.
4. Teman-teman anak kita memiliki dampak lebih besar daripada kita sendiri sebagai orang tua pada usia tertentu. Coba kita bilang “Sep, bapak tuh sayang sama kamu” pasti si Asep bilang dalam hati ‘Pasti bapak mau nyuruh Asep mijitin dia’. Padahal kita tulus. Tapi coba bayangkan apabila yang bilang teman akrabnya, bahwa Bapak Asep itu sayang banget loh sama kamu anaknya, pasti si Asep langsung percaya dan terharu. Anak-anak juga berbuat nekat seperti tawuran, minum dan narkoba hanya karena takut dianggap pengecut oleh teman-temannya. Maka penyuluhan antikorupsi lebih efektif dilakukan dalam lingkar remaja dalam kelompok pertemanan yang sudah terbentuk.
5. Penegakan aturan di rumah dan sekolah harus pasti, juga bagi pembuat aturan itu sendiri. Pencuri yang jujur tetap harus diberikan hukuman. Pencuri yang baik hati (robin hood) tetap harus dihukum. Karena dia mencuri. Sekali kita memaafkan perbuatan yang salah tanpa sanksi maka akan muncul asumsi bahwa mencuri itu boleh asalkan tujuannya baik, ketika dewasa dia akan berpikir, korupsi itu boleh asal tujuannya baik.
Penulis : Bregas Bayuardhi, Cafe Psikologi , judul asli “Mengapa Orang melakukan KORUPSI !”

Sabtu, 20 Februari 2010

Teks " JANG CUMA TAGAL "Naruwe"

Jang cuma Tagal

>>>  Mengapa su seng ada lai
         Nona mengapa sampe se seng sayang beta lai
         Jang cuma tagal beta orang seng punya
         Lalu ale putar muka dar beta....

Cuma karna ini samua
Seng usah alasan par pi dar beta
Mungkin se biking samua tagal par hidop
Lalu pi seng bale......

REFF
          Jang cuma tagal ale sudapa laki - laki putih dari Balanda
          Jang cuma tagal ale pung kabaya su ganti deng baju sampe diatas pusa
          Jang cuma tagal ale su kaya....
          Lalu ale lupa katong pung cinta
         Yang dulu pernah katong ika..

Jang cuma tagal ale pung konde su barubah deng rambut cat merah ta'ure
Jang cuma tagal ale pung bicara akang su sama deng balanda manta - manta
Jang cuma tagal akang semua...
Lalu ale lupa katong pung cinta....

Back To......>>

Selasa, 09 Februari 2010

LUKISAN KEDAMAIAN

Seorang Raja mengadakan sayembara dan akan memberi hadiah yang melimpah kepada siapa saja yang bisa melukis tentang kedamaian ... Ada banyak seniman dan pelukis berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut ...

Sang Raja berkeliling melihat hasil karya mereka ... Hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar disukaix ... Tapi, sang Raja harus memilih satu di antara keduax ...

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang ... Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian, terdapat gunung-gunung yang menjulang mengitarix ... Di atasx terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arak ... Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan terbaik mengenai kedamaian ...

Lukisan kedua menggambarkan pegunungan juga ... Namun tampak kasar dan gundul ... Di atasx terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunx hujan badai ... Tampak kilat menyambar-nyambar liar ... Di sisi gunung ada air terjun deras yang berbuih-buih ... Sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian ... Namun, sang Raja melihat sesuatu yang menarik ... Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak kecil di atas sela-sela batu ... Di dalam semak-semak itu seekor induk Pipit meletakkan sarangx ... Jadi, di tengah-tengah riuh-rendahx air terjun, seekor induk Pipit sedang mengerami telurx dengan damai ... Benar-benar damai ...

Lukisan manakah yang memenangkan lomba ... (?!)

Dan ... Sang Raja memilih lukisan nomor dua ...

Tahukah Anda mengapa ... (?)

"Karena", jawab sang Raja, "kedamaian bukan berarti Anda harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan atau pekerjaan yang keras dan sibuk ... Kedamaian ada di dalam hati ... Kedamaian adalah hati yang tenang dan damai, meskipun Anda berada di tengah-tengah keributan luar biasa ... Kedamaian hati adalah kedamaian sejati" ...


" Dari Catatan Facebook  kawan  - Zarah Puspita "

Mampukah kita mencintai tanpa syarat ... (?!) --- Sebuah Renungan ---

Dilihat dari usianya sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja bahkan sudah mendekati malam, Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun. Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi, Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ...bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu",dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka. "Anak2ku.... ..... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini. Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana dengan ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat butiran2 kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuan pun tidak sanggup menahan haru disitulah Pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian ) adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit ..."

  Sumber Dari catatan Kawan " Zarah Puspita "

Berserah ... ~ sebuah renungan ~

Seorang anak kecil sedang bermain sendirian dengan mainannya. Sedang asyik-asyiknya bermain tiba-tiba mainannya itu rusak. Dia mencoba untuk mebetulkannya sendiri, tapi rupanya usahanya itu dari tadi sia sia saja. Maka dia mendatangi ayahnya untuk minta ayahnya itu yang membetulkannya.

Tapi sambil memperhatikan ayahnya dia terus memberikan instruksi kepada ayahnya, "Ayah, coba lihat bagian sebelah kiri, mungkin di situ kerusakannya." Ayahnya menurutinya, tapi ternyata belum betul juga mainannya.

Maka dia memberi komentar lagi," Oh, bukan di situ Yah, mungkin yang sebelah kanan, coba lihat lagi deh Yah." Kali ini ayahnya juga menurutinya, tapi lagi-lagi mainannya itu belum betul.

"Kalau begitu coba yang di bagian depan Yah, kali aja masalahnya ada di situ." Kali ini ayahnya marah," Sudah, kalau kamu memang bisa, mengapa tidak kamu kerjakan sendiri saja? Jangan ganggu Ayah lagi. Ayah banyak kerjaan lain."

Tapi setelah dia mencoba beberapa saat untuk membetulkan sendiri dan masih belum berhasil, maka akhirnya dia kembali kepada ayahnya sambil merengek. "Tolonglah Yah, aku suka sekali mainan ini, kalau rusak begini bagaimana? Tolong Ayah betulkan supaya bisa jalan lagi ya"

Karena tidak tega mendengar rengekan anaknya, si ayah akhirnya menyerah," Baiklah Nak. Ayah akan membetulkan mainanmu asal kamu berjanji tidak boleh memberitahu Ayah apa yang harus dilakukan. Kamu duduk saja dan perhatikan Ayah bekerja. Tidak boleh mencela."

Ketika ayahnya sedang memperbaiki mainannya, si anak mulai berkomentar lagi," Jangan yang itu Yah, kayaknya bagian lain yang rusak."

Tapi kali ini ayahnya berkata, " Kalau kamu berkomentar lagi, mainan ini akan ayah lepaskan dan silahkan kamu berusaha sendiri." Akhirnya karena takut ayahnya akan benar-benar melakukan apa yang dikatakannya, anak itu diam dan duduk manis melihat ayahnya membetulkan mainannya sampai bisa berjalan lagi tanpa mengeluarkan komentar apa pun.

~ Seperti anak kecil itu, kita pun sering kali berserah kepada Tuhan tapi masih ingin mengatur Tuhan bagaimana sebaiknya jalan hidup kita. Bila kita sungguh-sungguh pasrah kepada kehendak Tuhan, maka niscaya Tuhan yang adalah Maha Tahu dan sangat mencintai kita akan melakukan yang terbaik, lebih dari apa yang bisa kita pikirkan dan doakan, sesuai dengan kehendak-Nya. Biarlah Tuhan menjadi Tuhan, banyak manusia mengalami kegagalan dan ketidak seimbangan dalam hidup, karena sering mengambil alih pekerjaan Tuhan ... ~ " Dari catatan kawan Zarah Puspita "

Jumat, 05 Februari 2010

Alat Musik Asli ROTE - NTT - INDONESIA . SASANDO


Jika harpa, piano, dan gitar plastis menjadi temuan paling bersejarah dan berarti dalam dunia musik, maka sasando dari Pulau Rote layak mendapat penghargaan lebih.

Alat musik tradisional masyarakat Rote itu telah ada sejak puluhan tahun lalu dan menghasilkan suara kombinasi dari tiga alat musik; harpa, piano, dan gitar plastis. Sasando bukan sekadar harpa, piano, atau gitar tetapi tiga alat musik dalam satu ritme, melodi, dan bass. Jadi meskipun merupakan alat musik tradisional, universalitas sasando berlaku menyeluruh.

Alat musik masyarakat Rote itu tergolong cordophone yang dimainkan dengan cara petik pada dawai yang terbuat dari kawat halus. Resonator sasando terbuat dari daun lontar yang bentuknya mirip wadah penampung air berlekuk-lekuk. Susunan notasinya bukan beraturan seperti alat musik pada umumnya melainkan memiliki notasi yang tidak beraturan dan tidak terlihat karena terbungkus resonator.
Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan bertugas memainkan accord. Sasando di tangan pemain ahlinya dapat menjadi harmoni yang unik. Sebab hanya dari satu alat musik, sebuah orkestra dapat diperdengarkan.

Sayang, sasando ibarat masterpiece maestro yang terpendam dan nyaris punah. Alat musik luar biasa itu terancam tinggal cerita manakala di tempat asalnya sendiri telah menjadi sesuatu yang asing.Sasando memang menyimpan kisah haru. Alat musik ciptaan dua pendeta asal Pulau Rote itu kini hanya dapat dipetik oleh delapan orang yang menjadi generasi terakhirnya.

Jacko H.A. Bullan boleh jadi merupakan salah satu generasi terakhir pewaris sasando Rote. Anak pertama dari dua bersaudara itu tergugah untuk sadar dan bertahan memperpanjang umur sasando agar dapat terus mengalun di telinga generasi mendatang. Menurutnya, orang yang bisa memainkan sasando saat ini tinggal delapan orang termasuk dirinya. Dari jumlah itu, tiga orang di antaranya telah berusia di atas 30 tahun. Dan di NTT sendiri saat ini sudah tak ada satu pun yang bisa memainkan sasando.

Fakta pahit yang ada di lapangan menyatakan bahwa orang tua-orang tua yang demikian bangga memainkan sasando dalam berbagai upacara adat, lengkap dengan topi tilangga, pakaian, dan tarian adat, sebagian besar telah meninggal dunia. Mereka tidak meninggalkan warisan berupa buku atau sekolah yang bisa memandu generasi muda menjadi penerusnya.

membuka rumahnya bagi siapa pun yang ingin belajar sasando. Namun, ia kembali dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa sebagian besar murid yang datang adalah justru warga negara asing. Jack mengatakan bahwa hampir 90 persen orang asing dari mulai Jepang yang menjadi muridnya.Ia menyayangkan bila suatu saat kelak bangsa Indonesia terpaksa harus belajar ke luar negeri untuk sekadar memetik sasando.